SITUBONDO – Tekanan publik atas persoalan sampah di Sungai Jumain akhirnya membuahkan hasil. DLH Situbondo bersama Pemerintah Desa Kalimas dan Besuki bergerak cepat pada Jumat (22/08/2025) pagi, mengerahkan 1 armada dan 20 petugas kebersihan dibantu perangkat desa untuk mengangkut tumpukan sampah yang menutupi aliran sungai di bawah jembatan penghubung dua desa tersebut.
Meski puluhan petugas diturunkan, pembersihan hanya mampu mengurangi sebagian timbunan sampah plastik dan limbah rumah tangga yang sudah menggunung. Kondisi ini kembali menegaskan bahwa tenaga manusia saja tidak cukup.
Koordinator kebersihan persampahan wilayah Besuki, Salehudin, menegaskan perlunya langkah serius lintas instansi.
“Membersihkan dengan tenaga manual tidak akan pernah maksimal. Sampah di Sungai Jumain ini harus ditangani menggunakan alat berat. Dan ini bukan cuma tugas DLH, tetapi juga menjadi tanggung jawab Dinas PU Pengairan (DUPP) Situbondo. Kami sudah berkoordinasi, tinggal realisasi,” ujarnya tegas.
Lebih keras lagi, Ketua DPC Perwadi Situbondo, Advokat Buhari Muslim, S.H., menekankan pihaknya akan terus mengawal persoalan ini sampai janji pemerintah ditepati.
“Kami mewakili warga akan menagih janji DLH bersama DPUPP Situbondo untuk benar-benar membersihkan Sungai Jumain dengan alat berat. Jangan hanya aksi seremonial, tapi harus tuntas. Dan yang tidak kalah penting, masyarakat juga harus sadar. Jangan lagi jadikan sungai sebagai tempat pembuangan sampah,” tegas Buhari.
DLH sebelumnya telah menjadwalkan pembersihan lanjutan dengan alat berat pada 27 atau 29 Agustus 2025 di area Kali Jumain Timur dekat Polsek Besuki, sekaligus menyasar kawasan pesisir pantai Pelabuhan Besuki. Aksi ini diklaim akan melibatkan lintas instansi serta warga setempat.
Kini, publik menunggu apakah janji tersebut benar-benar ditepati. Sebab, tanpa tindakan nyata yang berkesinambungan, Sungai Jumain hanya akan kembali menjadi “tong sampah raksasa” setiap musim kemarau.