Berita

Malang Djadoel Kembali Hidupkan Budaya, 10 Grup Jaranan Ramaikan Taman Krida

redaksi
×

Malang Djadoel Kembali Hidupkan Budaya, 10 Grup Jaranan Ramaikan Taman Krida

Sebarkan artikel ini

MALANG | populer.co.id – Kerinduan masyarakat Kota Malang akan suasana tempo dulu terobati lewat gelaran Malang Djadoel 2 yang digelar di Taman Krida Budaya, Jalan Sukarno-Hatta, Kecamatan Lowokwaru, sejak awal pekan ini.

Sejak pembukaan pada Senin dan Selasa (1–2 Juli 2025), kawasan acara telah dipadati pengunjung. Antusiasme warga begitu tinggi hingga lahan parkir untuk roda dua maupun roda empat penuh sesak. Tak sedikit pengunjung akhirnya memarkir kendaraan mereka di sepanjang ruko sisi kiri dan kanan area Taman Krida.

Puncak perhatian publik terjadi pada Rabu (2/7/2025), ketika panggung Malang Djadoel menampilkan parade seni jaranan atau kuda lumping dari 10 grup seni tradisional yang berasal dari desa-desa di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.

Parade jaranan ini merupakan bentuk nyata dukungan dari Abah Boy Kancil, tokoh budaya Malang Raya yang dikenal konsisten melestarikan seni dan budaya lokal. Kehadiran Abah Kancil disambut hangat oleh para seniman serta pecinta budaya, termasuk komunitas keris dan penggemar barang-barang antik yang turut memamerkan koleksi mereka di area Thitek Tenger.

Alhamdulillah, pengunjungnya luar biasa ramai. Malang Djadoel ini memang ditunggu-tunggu warga. Mereka rindu hiburan yang membumi dan merakyat,” ungkap Abah Kancil sambil menikmati sajian antik, didampingi Galih Herry, Ketua Forum Malang Jurnalis Ma-Ju.

Abah Kancil juga menyebutkan, kesepuluh grup jaranan yang tampil berasal dari desa-desa seperti Sekarpuro, Ampeldento, Asrikaton, Tirtomoyo, Mangliawan, Pakisjajar, dan Mbugis.

Tak hanya sekadar hiburan, Abah Kancil menekankan bahwa kegiatan ini juga memiliki nilai edukatif dan filosofi kebangsaan, sebagaimana cita-cita Bung Karno untuk berdiri di atas kaki sendiri.

“Ini hiburan yang berdikari, swadaya dan mandiri. Inilah ruh Marhaen sejati,” tegasnya.

Di akhir kunjungannya, Abah Kancil menitipkan aspirasinya kepada Forum Malang Jurnalis Ma-Ju agar kegiatan budaya bernilai edukatif seperti ini mendapat perhatian serius dari pemerintah.

“Sebagai kota pendidikan, Malang juga butuh fasilitas pendidikan yang merata. Saya harap DPRD dan Pemprov Jatim memperhatikan kebutuhan pembangunan sekolah seperti penambahan gedung SMAN di Kecamatan Blimbing dan Sukun,” pungkasnya. (ANDI)